Terasingkan di Rumah Sendiri

Jadi manusia/masyarakat yang terasingkan merupakan hal yang tidak pernah diinginkan, apalagi merasa terasingkan di rumah sendiri/Negara sendiri,  jangankan untuk terasingkan, di anggap sebelah matapun kita tidak mengiginkan. Manusia diciptakan oleh sang pencipta dengan harkat dan martabat yang sama maka sudah selayaknya setiap insan manusia bersikap selayaknya seperti manusia, yakni saling menghargai,saling menghormati,saling mengasihi dan masih banyak prilaku lain yang mencerminkan bahwa kita ini memang manusia pada hakekatnya. Ketika manusia memiliki pola fikir seperti itu bukan tidak mungkin apa yang dicita-citakan masyarakat akan sangat mudah untuk dicapai, namun tidak demikian jika kita lihat realitas yang ada dalam masyarakat kini, banyak kelompok manusia yang notabennya adalah masyarakat di negeri ini, mereka merasa dianak tirikan dan dianggap sebelah mata bahkan terasingkan di negeri sendiri. Pernahkah anda melihat,mendengar atau bahkan menyaksikan dan merasakan menjadi  seorang manusia/orang yang terasingkan di neger sendiri,  dan semoga hal itu pun tidak pernah anda rasakan.
Terasingkan
Terasingkan di Rumah Sendiri
Negara ini terbentuk dari berbagai macam suku dan budaya yang  tentunya berbeda, mulai dari Sabang sampai Merauke Negara ini terbentang luanya, tidak hanya 2 atau 3 suku budaya yang terdapat di Negara ini  melainkan ribuan jumlahnya, kondisi ini menyebabkan permasalahan yang cukup kompleks dalam masyarakat kita, mulai dari permasalahan  kemakmuran,kesejahteraan bahkan sampai masalah yang paling azasi ada di dalam masyarakat kita. Namun sadar atau tidak sebenarnya permasalahan ini bersumber dari tidak meratanya pertumbuhan perekonomi di negeri ini. Ketika menjadikan  pulau Jawa sebagai parameter pertumbuhan ekonomi di negeri ini maka asumsi kita adalah keadaan ekonomi masyarakat negeri ini sudah diatas dari angka kemiskinan , namun tidak demikian jika menjadikan Pulau-pulau di belah timur pulau jawa sebagai parameter, maka kita akan berasumsi keadaan ekonomi masyarakat negeri ini masih terjerumus dalam dimensi  yang sering kita sebut dimensi kemiskinan. Selanjutnya kenapa perbedaan pengambilan sample pulau untuk mengukur sampai mana kondisi ekonomi masyarakat negeri ini dan hasilnyapun sangat jauh berbeda, apakah terdapat kesalahan dalam usahasa pemerintah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang menjangkau seluruh bagian dari negeri ini, atau kah pemerintah pilih kasih dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi , atau barang kali pemerintah lupa terhadap  saudara-saudara kita yang berada di belahan timur sana sehingga kondisi  ekonomi mereka tidak pernah tersentuh oleh proses pertumbuhan yang telah menjadi rencana tiap tahunya , dan pada akhirnya hanya pertanyaan  itu tadi yang akan mengganggu tidur kita tanpa pernah kita ketahui  jawaban pastinya. Namun kondisi itulah yang sekiranya menggabarkan kondisi saudara-saudara kita di belahan timur sana, kondisi yang cukup membuat hati merintih, kondisi yang menyebabkan saudara-saudara kita merasa terasingkan di negerinya sendiri, terasingkan di rumah sendiri.

Artikel Menarik Lainnya



0 komentar:

Posting Komentar