Redefinisi Politik



politik
Politik adalah ilmu yang bertujuan menciptakan tatanan masyarakat melalui sistematisasi perebutan kekuasaan, untuk itu terjadilah praktik-praktik yang kurang terpuji, praktik politik bahkan telah memberikan citra mengenai politik yang sangat buruk di masyarakat. Istilah politik telah mendapatkan konotasi yang buruk dalam bahasa-bahasa dunia. Dalam percakapan sehari-hari, segala bentuk cara yang kotor disebut sebagai politik. Suami yang biasa punya istri banyak disebut main politik, para penjilat di kantor yang berhasil mendekati pimpinan disebut hebat politiknya, politik berkonotasi persekongkolan, intrik, penghianatan, lain di bibir lain di hati.

Tapi terlepas dari buruknya praktik politik yang terjadi di manapun disegenap penjuru dunia. Politik sebagai ilmu pada dasarnya bertujuan mulia untuk menyejahterakan seluruh bangsa atau bahkan umat manusia, dibalik ilmu politik terdapat filsafat politik  yang dipenuhi dengan hal-hal “seharusnya”. Politik harus dimaksudkan untuk kesejahteraan masyarakat, politik tidak boleh dipakai sebagai alat untuk mencapai kepentingan diri sendiri atau kelompok semata-mata.

Secara politis untuk dapat mengatur kehidupan manusia, dibutuhkan kekuasaan yang legitimate sehingga memiliki kekuatan dalam pengambilan keputusan dan memaksakannya dalam kehidupan sosial secara formal, cara para aktor sosial dalam memperebutkan kekuasaan harus diatur untuk menghindari terjadinya bencana kemanusiaan seperti peperangan dan pembumihangusan, selalu saja terjadi kekerasan macam ini. Untuk itu, ilmu politik memberikan batasan-batasan untuk merebut tampuk kekuasaan. “Pertempuran” yang dilakukan untuk mendapatkan kekuasaanpun harus diatur dan diberi aturan main yang jelas.

Penulis : Ramanda Ade Putra
Read More

Tujuan Marketing dalam domain Politik



Tujuan Marketing dalam domain Politik


 



Tujuan marketing dalam politik adalah membantu partai politik untuk menjadi lebih baik dalam mengenal masyarakat yang diwakili atau yang menjadi target, kemudian mengembangkan program kerja atau isu politik yang sesuai dengan aspirasi mereka, dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat. Marketing tidak bertujuan untuk masuk kewilayah politik, dalam arti menjadi cara pendistribusian kekuasaan atau untuk menentukan keputusan politik. Bagi marketing, semua hal tersebut sudah diputuskan (given), dan yang menjadi masalah bagi marketing dalam politik adalah mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Di luar masalah itu, marketing niscaya marketing dapat berkontribusi dalam politik, terutama teknik marketing untuk pengumpulan informasi tentang semua hal yang terkait dengan isu dan masalah politik. Melalui konsep dan metode riset pasar, misalnya, dunia politik dapat melakukan proses pencarian, pengumpulan, analisis data, dan informasi yang didapat dari masyarakat luas.
Marketing telah menawarkan perspektif alternative yang dapat digunakan oleh politikus untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat luas. Marketing yang selama ini dikembangkan dalam dunia bisnis dan iklim kompetisi dirasa semakin dibutuhkan oleh dunia politik. Terlebih lagi dengan semakin meningkatknya kompetisi dan persaingan diantara partai-partai politik untuk memperebutkan hati dan rasionalitas pemilih. Hal ini, membuat keberpihakan pemilih kepada suatu partai menjadi lebih sulit diduga. Partai politik yang bisa memenangkan pemilih, relatif menawarkan sesuatu yang berbeda dan lebih baik dibandingkan dengan partai politik lainnya. Untuk bisa berbeda dan lebih baik, dunia politik sebagai praktik sosial harus membuka diri terhadap pendekatan-pendekatan baru, karena dinamika dan interaksi sosial memang kompleks, sehingga dibutuhkan banyak sekali pendekatan untuk memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh tentang cara berfungsinya masyarakat. Marketing diyakini dapat menjembatani dua pihak yang saling berinteraksi, yaitu partai politik dan masyarakat. Focus dalam hal ini adalah sikap partai politik terhadap masyarakat, dan bukan sebaliknya, sebab partai politik adalah entitas sosial yang terorganisasi dan memiliki perangkat organisasi untuk mencapai tujuannya, sementara masyarakat lebih terfragmentasi. Inisiatif seharusnya diambil oleh system sosial yang terorganisir dibandingkan dengan system sosial yang tidak terorganisir.



Penulis : Ramanda Ade Putra
Read More

Pendidikan Paulo Freire dari Sudut Pandang Filsafat



Pendidikan Paulo Freire
dari Sudut Pandang Filsafat



Secara Filosofis pemikiran Freire banyak di pengaruhi oleh aliran pemikiran Fenomenologi, Personalisme, Eksistensialisme, dan Marxisme. Sebagai tokoh pendidikan ia dikenal sebagai tokoh utama Rekontruksionisme.
Beberapa prinsip dari Rekontruksionisme, yang intinya adalah : pertama, peradaban dunia sedang berada dalam krisis dimana solusi efektifnya adalah penciptaan suatu tatanan social yang menyeluruh; kedua, pendidikan adalah salah satu agen utama yang rekontruksi terhadap tatanan sosial, oleh karenanya seorang pendidik rekontruksionis harus secara aktif mendidik demi perubahan sosial; ketiga, metode pengajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip Demokratis yang bertujuan untuk mengenali dan menjawab persoalan-persoalan tantangan sosial.
Dari ketiga prinsip ini peranan pendidikan sekolah bukanlah sebagai transmitor (penyampai) kebudayaan yang bersifat pasif – sebagaimana yang diyakini oleh aliran yang lebih Tradisional – tetapi sebagai agen yang menjadi pionir yang aktif dalam melakukan perubahan sosial.
Menurut Freire, tujuan utama dari pendidikan adalah membuka mata peserta didik guna menyadari realitas ketertindasannya untuk kemudian bertindak melakukan transformasi (perubahan) sosial. Kegiatan untuk menyadarkan peserta didik tentang realita ketertindasannya ini ia sebut sebagai konsientasi dalam pemahaman Freire adalah : Konsientasi bertujuan untuk “membongkar” apa yang disebut oleh Freire sebagai “Kebudayaan diam”. “Kebudayaan diam” adalah suatu kondisi di mana masyarakat dibuat tunduk dan taat  sedemikian rupa oleh penguasa, sehingga masyarakat tidak bisa atau tidak berani mempertanyakan keberadaannya, dan pada akhirnya cenderung menerima keberadaan itu secara fatalistis. Dalam kerangka pemikiran seperti itu tidak mengherankan bahwa bagi Freire, pendidikan senantiasa merupakan tindakan politik, baik untuk mempertahankan status quo, ataupun untuk menciptakan perubahan sosial.
Baginya yang menggunakan pendidikan sebagai Status Quo, melakukannya di dalam kelas dengan menggunakan pendidikan yang ia sebut sebagai Bangking Concept of Education, sedangkan mereka yang meyakini bahwa pendidikan adalah praksis pembebasan, menurut Freire akan menggunakan apa yang disebutnya sebagai Problem Posing Method 



Penulis : Ramanda Ade Putra
Read More

Pendidikan Paulo Freire dari Sudut Pandang Sejarah





Freire lahir dari Brazil pada tanggal 19 September 1921, latar pendidikannya di bidang hukum, dan sempat berkarier dalam jangka waktu yang pendek sebagai seorang pengacara. Freire menjadi Guru bahasa Portugis selama enam tahun (1941-1947). Sekitar tahun 1944 ia menikah dengan seorang Guru bernama Elsa Maia Costa Oliviera. Pernikahan inilah yang memantapkan pergeseran interesnya dari bidang hukum ke bidang pendidikan. Tahun 1964 terjadi kudeta militer di Brazil. Rezim yang berkuasa saat itu menganggap Freire sebagai seorang tokoh yang berbahaya, lalu Freire ditahan selama tujuh puluh hari dan akhirnya mempersilakan Freire untuk meninggalkan negaranya.
Ia memulai masa 15 tahun pembuangannya dan tinggal untuk sementara waktu di Bolivia. Dari Bolivia ia pindah ke Chili dan bekerja selama 5 tahun untuk organisasi Internasional Christian Democratic Agrarian Reform Movement, dalam masa 5 tahun ini. ia dianggap sangat berjasa mengantar Chili menjadi satu dari lima Negara terbaik di dunia yang diakui UNESCO sukses dalam memberantas buta huruf.
Tahun 1969 ia sempat menjadi visiting professor di Universitas Harvard, antara tahun 1969-1979, ia pindah ke Jenewa dan menjadi Penasehat Khusus bidang Pendidikan bagi Dewan Gereja Dunia, pada akhir 1960-an inilah ia menulis salah satu bukunya yang paling terkenal “ Pendagogy Of The Oppressed”.
Tahun 1979 Freire kembali ke Brazil dan menempati posisi penting di Universitas Sao Paulo, sebuah posisi yang memberinya tanggung jawab untuk mereformasi dua pertiga dari seluruh Sekolah Negeri yang ada, Freire meninggal pada 2 mei 1997, dalam usia 75 tahun akibat penyakit jantung. Selama hidupnya, ia menerima beberapa gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai Universitas diseluruh dunia.
Di Indonesia persebaran pemikiran Freire dapat dilihat dari begitu banyak karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, terutama setelah tumbangnya Orde Baru. Buku-bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Antara lain, Pendidikan yang membebaskan, Belajar Bertanya, Politik Pendidikan, Kebudayaan Kekuasaan dan Pembebasan, Pendidikan Kaum Tertindas, Pendidikan sebagai Praktek Pembebasan, Dialog bareng Paulo Freire, Sekolah Kapitalisme yang Licik, dan Pendidikan sebagai Proses.







Penulis : Ramanda Ade Putra
Read More

Bagaimanakah karakter manusia itu

perilaku manusia

       Manusia? ? ? Pada dasarnya manusia memiliki dua susunan karakter, yaitu karakter inderawi/lahiriah dan karakter rasional. Dengan karakter lahirnya ini manusia sama dengan mahluk-mahluk lainnya. Manusia saling terikat dengan alam yang diwarisinya dan tidak dapat melepaskan dirinya dari ikatannya yang mengharuskannya tunduk terhadap hukum alam,  terikat oleh pengaruh-pengaruh material yang melingkupinya. Namun dengan karakter rasionalnya manusia tidak tunduk dengan hukum alam, dikarenakan berafiliasi dengan alam lain yang disebut alam hakikat, yakni alam yang bukan seperti tampak pada alam nyata-inderawi lahiriah.

        Menurut kant, manusia merupakan mahluk etis, bukan dalam dimensi mahluk yang berkapasitas sebagai mahluk alami namun sebagai mahluk yang merdeka dari ikatan-ikatan inderawi dan berakal bebas. Dengan kemerdekaan ini, manusia berada pada status paling tinggi dan menjadi sifat karakter intelektualnya. Manusia dapat membedakan mana yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk , kemudian memilih dari penilaiannya tersebut. Dengan demikian manusia dapat mengetahui dan melakukan apa yang wajib ia kerjakan sebagai mahluk yang berakal, merdeka ataupun mahluk yang berkehendak bebas. 

       Di sini berarti perilaku moral manusia bukan berasal dari tabiat inderawi kita namun berasal dri tabiat kita sebagai mahluk yang berakal dan berkehendak bebas. Terkadang banyak yang orang mempertanyakan mengenai kewajiban, bukannya kewajiban itu merupakan sesuatu yang mengekang kemerdekaan kita? Dengan begitu maka hancurlah prinsip dasar etika Kant. Namun pendapat tersebut batal apabila kita mengetahui bahwa dengan kesempurnaan kemerdekaannya tersebut, manusia memilih apa yang akan dilakukannya sesuai dengan tabiat intelektualnya dan kehendak merdekanya. Jadi manusia memilih kewajiban ini sesuai dengan tabiat rasionalnya, sehingga kewajiban merupakan ungkapan dari kehendak bebasnya dan bukan pembelengguan terhadap kemerdekaan. Dengan begitu kewajiban menjadi entitas bagi tabiat rasionalnya dan menjadi kaidah umum bagi kemanusiaan secara universal. 
Seperti tiga formula yang di ungkapkan oleh Kant ;

1.   Berbuatlah sesuai dengan kaidah, dimana pada saat yang sama , anda bisa menjadikannya sebagai undang-undang umum.

2.      Berbuatlah selalu dengan menjadikan perilaku kemanusiaan yang tercermin dalam diri anda, atau pribadi orang lain sebagai suatu tujuan dan jangan anda memperlakukannya semata-mata sebagai sarana untuk merealisasikan tujuan lain.

3.   Berbuatlah dengan menjadikan kehendakmu konsisten dengan hukum yang melegalisasikan kaidah universal bagi manusia.

Hal diatas merupakan pengarah kepada realisasi tujuan yang ideal bagi setiap manusia, yaitu penghormatan terhadap dimensi kemanusiaan. Kant menyebut kehendak merdeka yang dibimbing oleh akal dengan sebutan akal praktis. Dengan tegas yang berarti ia adalah akal yang mengatur perilaku praktis kita sesuai dengan kewajiban terhadap dirinya, dan bukan sesuai dengan tujuan lain yang ingin kita wujudkan.

Jika manusia hidup sesuai dengan tabiat lahiriah dan rasionalnya maka perilakunya harus berdasarkan keseimbangan antara tuntutan inderawi dan akal yang selalu tunduk pada formulasi universal yang menjunjung tujuan tertinggi kemanusiaan dan kehendak merdeka yang rasional. Jadi ketika ingin mewujudkan kebahagiaan manusia seperti yang juga di ungkapkan oleh Descartes, maka kita harus menjaga antara keutamaan dan kebahagiaan, mencari sumber-sumber  untuk mencapai kebahagiaan, yakni dengan kehendak dan akal sebagai pilar keutamaan dan yang pada akhirnya menuju kebahagiaan hakiki, kebahagiaan spiritual tertinggi yang melebihi kebahagiaan particular, seperti kebahagiaan inderawi ataupun kenikmatan individual.

Read More

Implikasi negatif Industrialisasi

•    Berkembangnya urbanisasi
Berkembangnya industrialisasi telah menimbulkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang baru. Oleh karena kota dengan kegiatan industrinya tampaknya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan, belum lagi tindak-tanduk para tuan tanah di pelosok desa, yang secara membabi buta membeli tanah-tanah secara paksa dari para petani demi melegitimasi hegemoninya atas masyarakat kecil. Hal ini mengakibatkan terabaikannya atau bahkan ditinggalkanya usaha kegiatan pertanian oleh masyarakat.
•    Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh (proletar) yang hidup dalam kemiskinan.
•    Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan metode produksi padat modal dimana lebih banyak menggunakan tenaga mesin dalam proses produksinya dengan semangat efektifitas & efisiensi. Dengan demikian, penggunaan tenaga kerjapun semakin minim, kondisi ini berakibat pada upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun kurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan, para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.
•    Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
Munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah, jauh dari kata kekurangan dan satu pihak, sedangkan di pihak lain adanya golongan buruh yang hidup menderita, dimana buruh dan majikan pada dasarnya mempunyai suatu keterikatan yang tidak dapat dikoptasikan. Majikan menyediakan barang-barang yang akan diproduksi oleh buruh, dan buruh lah yang menciptakan nilai lebih atas barang tersebut, dan atas jasanya maka buruh diberikan suatu tanda jasa atas usahanya, yang selanjutnya disebut upah, upah tersebut haruslah sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh si buruh itu tadi demi usaha memperbaiki nasibnya. Namun dalam realitanya buruh diperlakukan layaknya sapi perah, mereka hanya di peras tenaganya demi menciptakan keuntungan korporasi, namun hasil yang mereka peroleh sangat jauh dari kata layak, layak untuk dapat memperbaiki kondis ekonomi mereka, hal tersebut berakibat pada kehidupan buruh tersebut, mau ataupun tidak mau mereka akan selalu berkutat dengan penderitaan selama masa hidupnya, hal tersebut sangat kontras dengan para majikan yang tiap detiknya menikmati begitu banyaknya keuntungan atas hasil kerja buruh.  Pada akhirnya kondisi tersebut menimbulkan kesenjangan antara majikan dan buruh. Kondisi seperti ini, sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib para kaum buruh. Pada hakekatnya antara Majikan dan buruh merupakan manusia yang sama antara satu sama lain, manusia yang mempunyai derajat yang sama, manusia yang sama-sama mempunyai kewajiban menciptakan peradaban yang lebih baik.
•    Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan. Secara implisit paradigma masyarakat yang pada hekakatnya mahluk sosial berubah orientasi menjadi zoon economic
Read More

Value Kosmis


Kesadaran kosmis adalah puncak tertinggi dari nilai filsafat manusia yang dapat di terjemahkan dalam ruang dan waktu, karena dengan kesadaran kosmis kita dapat melihat atau menilai prilaku manusia yang mempunyai nilai-nilai positif atau sebaliknya, sederhananya prilaku adalah representasi dari pemikiran, jika seseorang yang memahami didalam kerangka berpikirnya tentang kesadaran kosmis tetapi prilakunya tidak sesuai dengan nilai-nilai kosmis, maka mereka adalah orang-orang yang paradoks, atau mereka adalah seseorang yang tidak mempunyai garis keseimbangan didalam kesusilaan jiwa dan jasadnya, karena sebuah garis penyeimbang yang membuat kehidupan manusia menjadi “stabil”. 
    Garis penyeimbang akan semakin tertampilkan didalam kehidupan jika manusia tersebut dapat merelasikan nilai didalam pola pikirnya yang diejawantahkan kedalam pola tindaknya, jadi titik tekan untuk kesadaran kosmis ini adalah kesinergisan antara pola pikir dan pola tindak manusia. Dan ada beberapa pendeskripsian berbeda tenttang kesadaran kosmis, dua pendeskripsian yang berbeda ini tidak mengurangi kualitas value kosmis, seperti kesadaran kosmis adalah kesadaran yang paling hakiki dan terfokus kepada garis penyeimbang kehidupan,
Contoh :    1. jangan pernah mengotori secret jika tidak mau membersihkan secret
.
                 2. jangan pernah berkata tentang kebenaran jika tidak mau
                       melakukan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran.

                 3. Jangan pernah menyatakan sebagai organisatoris jika tidak mempunyai
                     rasa mencintai terhadap organisasi.

                 4. Jangan pernah mengatakan suka dalam hidup berkelompok jika fakta
                     hidupnya tidak menghargai orang lain.

    Inilah 5 contoh yang mewakilkan tentang pendeskripsian kesadaran kosmis. Dan jika kita lihat pada abad 20 kebawah, banyak filsuf atau ilmuwan yang menjadi sukses bukan hanya semata-mata dapat menciptakan ilmu pengetahuan baru, tetapi mereka dapat memahami tentang kesadaran kosmis dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai kosmis, sehingga banyak masyarakat pada saat itu yang mempercayai karena melihat prilaku filsuf atau ilmuwan tersebut yang sesuai dengan kearifan dan bijaksana,  menjadikan buah ilmunya sebagai obat untuk memudahkan kehidupan masyarakat. Karena hampir setiap orang mempunyai stigma memakai hukum perbandingan (Melihat kualitas pernyataannya dan dibandingkan dengan prilakunya). Sekali lagi penulis menyatakan kesadaran kosmis dapat di nilai dari prilakunya bukan dari keradikalan pemikiran seseorang.
Read More

Sejarah bukan milik.ku atau kau,tapi kita semua

sejarah indonesia
Negara ini terbentuk dilandasi berbagai faktor, yang pada dasarnya merupakan representasi dari hasil renungan segenap element masyrakat yang ingin hidup merdeka dan berdaulat atas bangsa mereka sendiri tanpa adanya campur tangan ataupun intervensi dar bangas lain, guna menciptakan peradaban manusia yang lebih baik dari sebelumnya ( masa penjajahan ). Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum yang sangat bersejarah bagi bangsa ini, dimana pada waktu itu bangsa ini meproklamirkan kemerdekaanya atas segala bentuk penjajahan yang  dilakukan oleh bangsa lain, momentum yang menjadi titik awal ke mana bangsa ini akan berjalan, berjalan ke arah yang lebih baik kah atau mungkin sebaliknya. Momentum kemerdekaan tersebut juga melahirkan bangsa yang dulu terjajah secara fisik dan pemikiran menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat yang kemudian kita kenal dengan nama bangsa Indonesia. Hampir 68 tahun bangsa ini menginjakan kakinya diatas kemerdekaan serta kedaulatanya atas nasibnya sendiri, jatuh bangun telah bangsa ini rasakan dalam usaha menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik. 
Kita mungkin mengenal istilah Orde Lama, Orde Baru, era Reformasi dan juga era Orde paling Baru (jaman sekarang) dengan keberhasilanya maupun dengan implikasi negatif yang diciptakan oleh masing-masing era tersebut. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan jasa para pahlawanya, bangsa yang tak pernah lupa aka sejarahnya dan juga bangsa yang tak melupakan jati dirinya. Sejarah seharusnya menjadi guru yang baik bagi semua element masyarakat dalam menata kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan bernegara, tapi apa jadinya jika sejarah telah dimonopoli oleh sekelompok kepentingan, dan atas kepentingan tertentu fakta sejarah diputarbalikan, yang buruk menjadi hal yang baik dan yang baik menjadi tak bernilai. 
Ketika sejarah hanya di pandang dari satu sudut pandang saja, maka yang ada hanya sejarah berdasarkan penilaian subyektif semata, sejarah yang nilai kebenaranya masih perlu dipertanyakan bahka dikaji kembali. Dalam memandang, dalam hal ini sejarah, seharusnya kita melihatnya dari berbagai macam sudut pandang serta didukung oleh berbagai bukti lapangan yang validitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Dilain sisi ketika sejarah tengah dibuka kembali maka menjadi kewajiban bagi kita semu untuk meninggalkan segala egositas kita serta tanggalkan semua atribut kepentingan kita, karena pada dasarnya ketika kita belajar sejarah, tujuan kita adalah untuk melihat kembali hal-hal yang telah luput dari perhatian kita dimasa lampau yang pada akhirnya menjadi duri perusak dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Setelah itu semua dipelajari, sudah semestinya kita akan lebih berhati-hati dalam melangkah sehingga sejarah yang kurang baik tadi tidak terulang kembali.

Read More
selemah - lemahnya perjuangan adalah dengan "D I S K U S I"
Read More

EKSISTENSI (DUO) KEPEMIMPINAN KELEMBAGAAN APP

                   Berbicara tentang dimensi kemahasiswaan yang ada di lingkup APP yang akan kita temui adalah  Pemerintahan Mahasiswa yang berada di KMMI APP yang merupakan sebuah institusi yang memiliki legitimasi dan memiliki peran sentral dalam mengakomodir semangat perubahan mahasiswa.Adapun Peran  Pemerintahan Mahasiswa diantaranya adalah pertama,mampu melaksanakan Kaderisasi sehingga dapat terciptanya intelektual mahasiswa yang memiliki nilai-nilai idealisme.Yang Kedua,KMMI harus mampu mengakomodir setiap kebutuhan mahasiswa selama tidak keluar dari rule dari Idealisme Mahasiswa.Namun tidak hanya itu saja yang menjadi tugas KMMI APP masih banyak yang harus dikerjakan,tetapi dua ini yang diprioritaskan.


                   Namun jauh panggang dari api,terkait kinerja dari KMMI APP,mulai awal Kepengurusan
periode ini seakan Kelembagaan terasa Mati Suri,ini terlihat dari Program Kerja yang tidak berkualitas yang diselenggarakan seluruhnya yang tidak mengakomodir kebutuhan yang harus dimiliki Mahasiswa.
Melihat kondisi program kerja yang terlihat dilaksanakan antara Lain Hanya Konser Musik Marjinal dan sisanya progja yang bersifat RITUAL tiap tahun yang memang harus diadakan seperti:
FOPMA,LKM,ALMAMATER,KARTU KMMI,LPK.

                  Selain itu    Kelembagaan seakan melakukan pelanggaran terhadap AD/ART KMMI APP seperti Legitimasi dari Pengurus baik di LLM dan LEM,penyelenggaraan LPK saat ini yang SC ada yang tidak memenuhi kualifikasi dari pedoman pengaderan,tidak adanya transparansi Dana Uang Aktivitas Mahasiswa tiap bulannya,tidak adanya sosialisasi perubahan,GBPK LEM mengenai masajabatan kepengurusan,Penanganan Almamater yang beda dari pedoman atribut dan lambang organisasi terkesan lambat meski sudah adanya aspirasi mahasiswa yang komplain.Sedangkan Lembaga tertinggi KMMI APP yang bertugas mengawasi berjalanya kinerja  LEM hanya duduk manis melihat pelanggaran itu semua terkesan LLM ini tidak mengetahui cara mengatasi permasalahan yang terjadi.

                Pelanggaran terhadap AD/ART ini seakan menggugurkan semua hasil-hasil Konferensi VI yang berlangsung setahun yang lalu,uang kisaran 10 jutaan habis dengan sia-sia tanpa adanya manfaat dari KMMI APP.Masih ingat dibayangan kita pada saat Penyelenggaran Konferensi VI dengan semboyan
 ‘’PERUBAHAN ADALAH HARGA MATI’’.

Apakah dalam perumusan AD/ART itu hanya segilintir Mahasiswa yang menghimpun untuk merumuskan sebuah pedoman hukum untuk KMMI APP dalam sebuah forum dan menggelitiknya lagi bahwa AD/ART bersifat kondisional/flexible sehingga ini menjadi pedoman bagi pengurus Kelembagaan untuk adanya apological untuk melanggar itu semua.

                Alhasil permasalahan-permasalahan ini akan terakumulasi lagi di kepengurusan periode berikutnya apabila tidak adanya intropeksi dari Pengurus Kelembagaan dan juga kita sebagai anggota KMMI yang sudah sadar akan permasalahan ini agar ikut peran serta dalam mengatasi ini dengan cara cerdas dalam memilih pemimpin Kelembagaan di periode berikutnya.Jangan Hanya terbuai dengan janji-janji dari calon pemimpin dan juga jangan hanya sebatas karena kita kenal dekat,satu organisasi.Untuk itu semua harus kita sadari agar tidak terjadi permasalahan pada saat ini jadilah pemilih yang cerdas sebagai Mahasiswa jangan bersifat apatis,skeptis,dan juga acuh tak acuh meskipun kita tidak ikut andil dalam menjalankan Pemerintahan Mahasiswa.

‘’Perubahan bukan mulai dari khayalan tetapi dari kesadaran untuk merubah’’.
                                                                                                                                         
Read More

LOGIKA MISTIKA

galih susanto


Peradaban kuno yang paling lama pada abad 6000-8000 sm yaitu negara egypte atau yang kita kenal sekarang mesir, sudah memikirkan asalnya dunia sampai pada kesimpulan bahwa dunia ini dikendalikan oleh maha dewa rah (sebutan Tan Malaka), walaupun diluar peradaban egypte seperti Yunani dan Tunishia juga pernah memikirkan tentang asal penciptaan dunia dan makhluk-makhluk lainnya.
Para pemikir yang dikenal ada jaman politeisme banyak yang menggunakan logika berdasarkan hati nurani, dengan perkasanya maha dewa rah, dia dapat menciptakan apa saja, dengan firmannya berbunyi ptah munculah bumi, langit, bintang, sungai nil. Jadi rohanilah yang pertama dan zatlah yang kedua, zat ini berasal dari rohani.bukan sebaliknya, rohani berasal dari zat. Singkatnya maha dewa rah itu terkuasa tidak takluk kepada zat dan waktu.
•    Zat/ Materi berasal dari Rohani/ Kodrat : Politeisme
•    Rohani/Kodrat berasal dari Zat/Materi :  Ilmu Alam (ilmu Kimia, Ilmu Bintang, Ilmu Matematika, Ilmu Biologi)
Pertentangan antara penganut Maha Dewa Rah dengan penganut Law of Evolutin “Darwin”(Undang ketetapan jumlah benda), perbedaannya antara lain :
•    Penganut Maha Dewa Rah : Maha Dewa Rah mampu menciptakan bumi dan langit begitu cepatnya, hanya dengan mengumandangkan firmannya, maka jadilah sesuatu yang ingin diciptakannya.
•    Law Of Evolution : Hean dan manusia itu adalah hasil dari pertumbuhan yang lama (Undang Pertumbuhan), hasil pertumbuhan yang lama/ber-evolusi
Pertentangan antara penganut Maha Dewa Rah dengan The Law Of Conservation of Force “Joule” (Undang Ketetapan Jumlah Kodrat= Undang ini dipakai pada perseolan lampu, misalnya : buat menaikan panasnya 1 pond air dengan 1 derajat, perlu dipakai 772 feet-pounds/kaki pond, artinya  banyak kodrat yang dipakai untuk buat menaikan 772 pond satu kaki keatas)
•    Penganut Maha Dewa Rah : Maha Dewa Rah dapat menjadi apa saja karena mereka terkuasa tidak kentara.
•    The Law Of Conservation of Force : Zat yang ada itu terdiri dari Kodrat, ketika Zat itu mati maka Kodrat itu masuk kedalam Zat yang berbeda.
Undang Perpaduan (Dalton) = Undang Ketetapan Jumlah Kodrat(Joule =Dialektika Idealisme) dan Undang ketetapan Jumlah Benda(Darwin = Dialektika Matrealisme). Singkatnya Undang Perpaduan adalah  Benda asal harus ada lebih dahulu, baru benda yang ada didunia sekarang bisa pula.
Cara Klasik untuk melihat mana yang berkuasa Maha Dewa Rah atau Alam

1.    Dewa Rah lebih kuasa dari Alam dan Undangnya
Jutaan bimu dan bintang berjalan menurut undang yang pasti, ini sudah terbukti oleh undangnya newton, kalau undang alam yang dilukiskan oleh newton itu jatuh atau satu menit saja berhenti, maka kacau balaulah ilmu bumi dan bintangnya tadi, tetapi selama ilmu pasti lahir dan ahli ilmu-pasti memperhatikan jalannya bumi dan bintang ini, belum lah ada Maha Dewa Rah yang menahan Matahari naik atau mencegah matahari turun, pasti Dewa tidak akan bisa.

2.    Dewa Rah sama kuasa dengan Alam dan undangnya
Kalau begitu mengapa menyembah Maha Dewa Rah, sedangkan Maha Dewa Rah berada dialam kegaiban yang belum pasti keberadaannya, lebih pasti enyembah Alam yang sudah jelas keberadaannya dan nilai gunanya kepada manusia.

3.    Dewa Rah kurang Kuasa dari Alam dan undangnya
Jika yang ini benar, mana mungkin Maha Dewa Rah menciptakan Alam, dan ernyata Alam yang lebih berkuasa dari Maha Dewa Rah sendiri.

Gauthama Budha ahli filsafat Mistika yang terbesar, semenjak dunia ini diketahui ahli filsafat yang terbesar pengaruhnya dari ahli filsafat barat, Plato sampai Hegel. Gauthama Budha yang sudah mengakui bahwa Ruhnya sudah menyatu dengan Alam, sudah sampai kenirwana jika disesakkan oleh muridnya dengan pertanyaan, apakah roh alam itu sama dengan jiwa manusia? Terpaksa menjawab : pertanyaan itu salah
Artinya pertanyaan itu jangan ditanyakan, Ahli Budha sendiri pun tidak bisa menjawab, tiada pula kita heran jika ahli Mistika jaman sekarang, yang sebesar Mahatma Gandhi, apakah ahimsa itu maka sang Mahatma memakai cara menjawab yang oleh Ahli Logika Yunani dinamai Circulo in Finiendo, ialah berputaar-putar tak ada habis-habisnya, seperti menghesta kain sarung.
Read More