DASAR KEBAIKAN DAN KEBAJIKAN

Dimulai dengan ada beberapa orang yang mempunyai kesamaan prilaku dalam suatu wilayah, dan prilaku dari beberapa orang itu berjalan dengan konsisten sehingga prilaku tersebut menjadi kebiasaan, dan kebiasaan inipun mendominasi wilayah itu, sehingga kebiasaan ini menjadi kebudayaan didalam suatu wilayah tersebut. namun setelah tumbuhnya kebudayaan itu bermunculan asas-asas yang mengikat kebudayaan itu yang sering sekali disebut dengan etiket, jadi etiket-etiket inilah yang bertujuan untuk mempertahankan atau menjaga suatu kebudayaan didalam wilayah itu. Jadi setiap masyarakat yang berada disuatu Negara, Wilayah, Kota, dan Desa bahkan sampai dengan masyarakat Nomaden adalah masyarakat yang berbudaya dan memiliki etiketnya masing-masing.

apa itu etika

ETIKET
Etiket berbeda dengan etika, etiket adalah suatu adat, kode etik, atau aturan sopan santun, etiket akan bermunculan apabila peradaban didalam suatu wilayah/negara bejalan sesuai dengan harapan masyarakat yang berada didalam wilayah/negara itu, tanpa intervensi dari wilayah/negara lain.
Dan etiket akan berjalan dengan baik apabila kebudayaannya berjalan dengan dinamis, bagaimana kebudayaan akan bejalan dengan dinamis? Kebudayaan akan berjalan dengan dinamis apabila masyarakat-masyarakatnya memiliki moral yang baik sehingga etiket ini dapat dipatuhi oleh masyarakat yang berada didalam wilayah itu. Dan moral masarakat akan berjalan dengan baik apabila setiap masyarakatnya memegang teguh akan kedisiplinan batinnya,
sehingga masyarakat tersebut dapat mematuhi segala etiket yang berada didalam suatu wilayah/negara itu 

plato
Bagi Plato etika adalah yang didasari dengan pengetahuan, dan pengetahuan hanya mungkin akan diraih dengan akal budi, dan pengetahuan-pengetahuan yang diserap itu harus sesuai dengan tiga sumber kebenaran yaitu Agama, Filsafat, dan Ilmu Pengetahuan, Maka dari itu Etika Plato sering disebut Etika Rasional.  
  
Jadi dasar-dasar dari kebajikan dan kebaikan itu adalah Moralitas dan moral akan tumbuh apabila seseorang itu mampu menyerap pengetahuan-pengetahuan yang berdasarkan dengan tiga sumber kebenaran melalui akal budinya, dan mampu mensinergiskan akal budi dengan prilakunya, sehingga pengetahuan yang diserapnya tidak menjadi kotoran didalam pikiran, maka pengetahuan-pengetahuan yang diserap dan sudah diyakininnya harus direpresentasikan melalui prilakunya.



Read More

Sejarah Metode Ilmiah

Pada zaman pra Socrates terdapat dua kaum yang berbeda dalam mencari suatu kebenaran terhadap realitas. Ia adalah kaum Rasionalis dan kaum Empirik, dua kaum ini mempunyai keunikan untuk mencapai suatu kebenaran dalam mengidentifikasi sebuah realitas.




Kaum Rasionalis

Kaum Rasionalis dalam mencari suatu kebenaran menggunakan daya nalar / rasio, dan kaum ini lebih berkonsentrasi kepada disiplin pemikiran dalam menentukan suatu kebenaran, bahkan sebagian yang beregang teguh pada cara berpikir apriori tidak terlalu percaya dengan panca indera karena baginya panca indera dapat menipu dalam menelaah suatu kebenaran sebuah objek yang sedang diidentifikasinya. Maka kaum ini cara berpikirnya menggunakan metode deduksi (menelaah dari umum ke khusus),

Contoh :          P1 : Semua makhluk hidup pasti akan meninggal

                        P2 : Udin adalah manusia

                        P3 : Maka Udin akan meninggal

Inilah yang disebut cara berpikir dalam sebuah pernyataan yang umum menjadi pernyataan yang lebih spesifik lagi atau khusus. Dan kaum ini sering sekali disebut kaum yang mempunyai faham Apriori.

Kaum Empirik

Kaum Empirik dalam mencari suatu kebenaran sangat berbeda dengan kaum Rasionalis, kaum ini tidak begitu percaya dengan daya nalar dalam mengidentifikasi suatu kebenaran, karena jika menggunakan daya nalar tanpa melakukan penelitian atau pengalaman bagi mereka akan menjadi asumsi saja, dan cara kaum Empirik dalam mengidentifikasi suatu kebenaran yaitu dengan menggunakan pancainderanya , atau bisa dibilang kaum yang cara berpikirnya menggunakan metode induksi (menelaah dari khusus ke umum),

Contoh  :        

                          Jika selama bulan Oktober dalam beberapa tahun yang lalu hujan selalu

                          turun

Kesimpulan:    maka setiap bulan Oktober akan selalu turun hujan

Inilah yang disebut cara berpikir dalam sebuah pernyataan yang khusus ditarik kesimpulannya menjadi pernyataan yang general atau umum, dan kaum ini sering sekali disebut kaum yang mempunyai faham Aposteriori.

Kaum Rasionalis dan Empirik mempunyai logikanya masing-masing, dan dua kaum ini-pun mempunyai kelebihan dan kekurangannya dalam mengidentifikasi suatu objek, maka dari itu beberapa para filsuf/ilmuwan mencoba menggabungkan cara berpikir dua kaum ini, yang sekarang kita kenal dengan nama metode ilmiah, jadi berpikir ilmiah itu ada dasarnya penggabungan antara cara berpikir kaum Rasionalis dan kaum Empirik, maka dari itu metode ilmiah harus mempunyai pemikiran yang konsisten dan kebenarannya teruji secara empirik.



Read More

Fungsi Partai Politik, beserta konsekuensinya


http://galih-aja1.blogspot.com/
        Partai politik merupakan organisasi politik yang dengan sengaja dibentuk oleh sekelompok orang yang pada dasarnya memegang teguh sebuah ideologi tertentu dan mempunyai sebuah tujuan yang memang disepakati bersama oleh orang-orang yang membentuknya. Keberadaan Partai politik sendiri mempunyai banyak fungsi ataupun tugas, baik mewadahi masyarakat yang ingin ikut berperan aktif dalam
Read More

Perlukah Keberadaan Menwa di Kampus??

Keberadaan Resimen Mahasiswa di perguruan tinggi terus – menerus mendapat kritik dan perlawanan dari mahasiswa yang tidak sependapat atau anti TNI. Sebagian mahasiswa menghendaki MENWA dibubarkan, disisi lain anggota MENWA masih mengharapkan MENWA tetap exist di kampus perguruan tinggi. Masalah tersebut kalau tidak segera diselesaikan akan menjadi besar oleh karena itu SKB 3 Menteri yang lama diganti dengan Keputusan Bersama Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional serta Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia No.KB/14/M/X/2000, No. 6/U/KB/2000 dan No.39 A Tahun 2000, tanggal 11 Oktober 2000, tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa (MENWA) yang lahir sebagai respon positif akibat terjadinya perubahan paradigma di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. SKB baru itu intinya menyatakan bahwa kewenangan TNI sudah terputus atau tidak ada jalur struktural lagi dengan UKM Resimen Mahasiswa.
Pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa dalam melaksankan fungsi perlindungan masyarakat menjadi tanggung jawab Menteri Dalam Negeri dan Otonomi daerah. Namun demikian kunci pokok keberhasilan kegaiatan MENWA akan sangat ditentukan oleh sikap keteladanan yang dipancarkan oleh Resimen Mahasiswa sendiri
  1. Kalau kita flashback ke masa lalu bahwasanya Menwa ini adalah bagian dari SKB 3 Menteri tahun 1978 yang diberlakukannya NKK/BKK yang dimana Mahasiswa di berangngus atau dimatikan dalam hal kebebasan berpendapat,yang pada saat itu Menwa bertugas untuk memata-matai sesama rekannnya yang guna menjaga stabilitas Negara.Biarkan saja masa kelam itu berlalu berdasarkan SKB 3 MENTERI tahun 2000 ,Keberadaan Menwa saat ini diserahkan kepada Perguruan Tinggi masing-masing sehingga pengawasan saat ini dilakukan oleh kampus masing-masing dan yang pernah saya ketahui menwa sekarang telah bermetamorfosis sesuai rulenya sebagai Mahasiswa.Dan kalau kita meninjau secara yuridis Menwa ini berpegang kepada pasal mengenai bela Negara yakni Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 30 ayat 1,berdasarkan Pasal-pasal tersebut keberadaan Menwa tidak lepas dari tujuannya untuk bela Negara.Selain itu tujuan menwa Sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga negara dalam bela Negara,Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam rangka Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) serta usaha pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dengan tujuan itu semua bisa kita tafsirkan masing-masing bahwasanya keberadaan menwa di kampus saat ini masih sangat relevan dan harus ditingkatkan.Beberapa catatan Permasalahan Resimen Mahasiswa yang utama di kampus adalah mampu atau tidaknya untuk tetap eksis dan selalu mempunyai peran yang konseptual dalam dunia kemahasiswaan. Resimen Mahasiswa yang merupakan bagian dari kegiatan kemahasiswaan yang positif sesuai dengan Keputusa Bersama Tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional serta Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah pada tanggal 11- Oktober 2000 dengan Nomor : KB/14/M/XI/2000, 6/U/KB/2000, dan 39A Tahun 2000 tentang pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa untuk menghasilkan Sarjana plus serta generasi yang mengerti dan setia pada Konstitusi Negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Resimen Mahasiswa haruslah memenuhi beberapa kriteria berikut :
Resimen mahasiswa harus bebas dari muatan politik dan kekuasaan, serta primordialisme. Resimen Mahasiswa adalah Resimen Pendidikan (Training Corps), wadah penggemblengan generasi muda, khususnya mahasiswa untuk menghasilkan calon pemimpin yang berkwalitas dan berwawasan kebangsaan.

Sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan kemahiran berorganisasi. Resimen mahasiswa hendaknya dapat membekali anggotanya dengan leadership dan manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan Sarjana plus. Selain itu Menwa adalah wadah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan nilai-nilai keprajuritan dan kebangsaan seperti nasionalisme, patriotisme, berani, loyal, disiplin, berdedikasi tinggi, pantang menyerah, adil dan jujur yang sangat diperlukan dalam era globalisasi dewasa ini.
Nilai-nilai keprajuritan dan kebangsaan akan membentuk etos kerja yang tinggi dan daya tahan luar biasa. bila didukung oleh intelektual yang baik dan leadership yang tangguh serta manajemen yang handal akan menghasilkan pemimpin yang tangguh, berdedikasi, berwawasan kebangsaan dan menjunjung profesionalisme.
Sebagai bagian dari masyarakat akademis anggota Menwa haruslah menjunjung “human right” menghormati orang lain harus hidup bersama dalam perbedaan. Dalam masyarakat kampus yang kita junjung adalah keilmiahan, kejujuran dan kebenaran atau objektifitas. Selain itu terdapat sikap saling menghormati, saling menghargai pendapat orang lain. Kalau ada orang yang tidak setuju dengan MENWA jangan dimusuhi.
Khusus kepada para senior dan pemimpin satuan dalam pembinaan di Resimen Mahasiswa haruslah dapat menyediakan tantangan. Tantangan yang terus menerus akan membentuk orang mempunyai “naluri tempur”. Naluri yang akan membuat seorang menjadi rakus akan tugas-tugas, hal ini bila dilatih terus menerus akan menimbulkan etos kerja.


Read More

NEGARA DEMOCRAZY


http://fdkm.blogspot.com/2012/07/negara-democrazy.html

            Demokrasi adalah metode yang berorientasi menghargai kebebasan berpikir, aspirasi, berkelompok, berserikat dll, dengan perjuangan mahasiswa dan aktivist melawan otoritarian Bpk. Soeharto sebagai Presiden ke-2 Indonesia. Akhirnya tahun 1998 menjadi sejarah bagi bangsa Indonesia, berakhirnya Orde baru dan berganti ke jaman Reformasi atau jaman Orde paling baru.
14 tahun sudah Negara Indonesia terlepas dari sistem otoritarian kepemimpinan Soeharto, dan 14 tahun pula Demokrasi berdiri di Negara ini. Dengan demokrasi seharusnya masyarakat lebih melek akan ilmu pengetahuan, jika perkembangan ilmu dan teknologi yang sudah semakin modern ini tidak diimbangkan dengan wawasan setiap masyarakat yang ada didalam suatu Negara. khususnya Negara Indonesia, maka bergantinya sistem yang Otoriter menjadi Demokrasi di Negara ini tidak akan membuat perubahan secara signifikan. Kebanyakan masyarakat Indonesia  mengetahui demokrasi karena adanya PEMILU,  memang benar adanya pemilu disuatu Negara maka Negara tersebut  menganut sistem Demokrasi, tetapi fungsi demokrasi bukan sekedar pemilu saja, karena esensi dari Demokrasi sendiri masih sangat luas. Esensi yang dimaksud dengan Demokrasi ini harus sesuai dengan Ideologi Pancasila. Bukan Kapitalis atau Komunis.
Realitasnya di Negara Indonesia Demokrasi-pun sepertinya menjadi tameng bagi elite elite politik untuk memperlihatkan keberadaanya didepan Masyarakat dengan  mengatasnamakan membawa kepentingan Masyarakat, dan pada akhirnya hanya mementingkan kepentingan kelompoknya saja, dan membuat Masyarakat menjadi resis kepada negaranya sendiri. Kebodohan dan kemiskinan di Negara ini tidak ada habisnya, seakan-akan sudah direncanakan untuk melanggengan kepentingannya, sungguh tragis chaos dinegara sendiri dengan orang kita sendiri. Jika kondisi Negara Indonesia masih seperti ini ditahun tahun kedepannya maka Demokrasi-pun bukan menjadi solusi kesejahteraan bagi Masyarakat Indonesia. Karena sesungguhnya solusinya adalah terciptanya kesadaran bagi setiap Masyarakat Indonesia untuk mengetahui fungsinya sebagai masyarakat di Negaranya sendiri


Hidup adalah Filsafat
Read More

Imperialisme Global

http://galih-aja1.blogspot.com/
Sudah hampir 67 tahun bangsa ini merdeka dari tangan penjajahan, namun hal yang cukup aneh dengan waktu yang cukup lama tersebut bangsa ini belum mampu menjadi bangsa yang makmur sejahtera sesuai dengan amanat UUD 1945. Jangankan untuk menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera, untuk menentukan nasibnya sendiripun seakan-akan bangsa ini tidak mampu, hal ini terlihat dengan jelas ketika kita melihat diberbagai sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, mulai dari tatanan ekonomi,politik sampai budaya, seakan-akan bangsa yang merdeka hanya sebuah khiasan pelengkap puisi pengantar tidur.
Ketidakmampuan bangsa ini menentukan masa depanya sendiri sebenarnya bukan tanpa sebab, sadar ataupun tidak, sebenarnya bangsa ini telah masuk dalam jerat negera-negara Imperialis, Imperialisme sendiri merupakan paham yang dianut oleh negara-negara maju yang notabenya negara dengan modal melimpah yang ingin menjadikan bangsa-bangsa miskin menjadi pasar bagi barang-barang produksinya. Imperialisme mengandung arti ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri/golongan, mengusai dalam hal kekuatan ekonomi,social,budaya samapai dengan ideology. Negara-negara penganut paham imperialis tidak perlu menguasi suatu banga/negara dengan cara menjajahnya dengan cara mengangkat senjata, mereka hanya perlu menguasai semua sector fital suatu bangsa/negara, sehingga secara otomatis negara tersebut akan menjadi boneka negara lain yang sewaktu-waktu bisa dipermainkan sesuai kehendak.
Melihat potensi yang dimiliki bangsa kita, hampir semua bangsa-bangsa  maju berlomba-lomba untuk menjadikan negara ini lahan basah untuk kepentinganya. Mulai dari kekayaan alam sampai dengan SDM yang melimpah ada di negara ini, tidak mengherankan jika bangsa-bangsa dengan paham imperialis selalu mengawasi gerak-gerik negara kita, mereka selalu menggunakan muka bersahabat dan berkamuflase menjadi sosok penolong ketika negara/bangsa kita tengah mengalami sebuah musibah, berbagai bantuan lunak maupun suntikan modal investasi senantiasa mereka sodorkan, bantuan lunak sendiri sebenarnya hanya kamuflase, dibalik itu mereka menginginkan hal yang lain, mulai dari dipermudahnya birokrasi untuk penanaman modal asing, sampai dengan penguasaan berbagai factor-faktor produksi fitalnegara ini, hal ini juga tidak jauh berbeda dengan maraknya suntikan modal investasi asing di negara ini, modal-modal yang pada hakekatnya ingin menjadikan manusia-manusia bangsa ini menjadi robot produksi mekanis, bagaimana tidak ?, dengan output produksi melimpah namun upah/bayaran yang diperoleh  oleh tenaga kerja kita sangat jauh dari kata layak,sehingga menempatkan tenaga kerja kita tidak lebih dari robot produksi yang pada saatnya nanti, ketika robot produksi tersebut sudah tidak produktif maka dengan sangat mudahnya akan dibuang begitu saja dan tidak perlu susah-susah untuk mencarai penggantinya karena SDM bangsa ini sangat melimpah.
Bukan hanya itu para kaum Imperalispun telah berhasil merubah paradigma masyarakat bangsa ini, dengan cara merubah gaya hidup mereka, masyarakat yang dahulu disebut masyarakat yang gemah ripah lohjinawi sekarang sudah berubah menjadi masyarkat yang sangat Konsumtif. Kondisi ini terlihat dengan semakin terhegemoninya produk-produk impor yang pada dasarnya sangat merugikan produk dalam negeri sendiri, masyarakat selalu berlomba-lomba utuk mengikuti produk impor tersebut tanpa memikirkan apakah produk tersebut memang benar-benar ia butuhkan, karena dalam mindset masyarakat  telah tertanam jika mereka memiliki produk import tersebut itu merupakan sebuah kebanggaan, dan lebih parahnya ketika paradigm masyarakat telah berubah,mereka merasa produk dalam negeri sebagai produk yang tidak berkualitas dan enggan untuk memilikinya apalagi untuk membanggakanya dihadapan bangsa lain.

             Semuanya semakin terlihat utopis jika kita melihat peran pemerintah yang seharusnya menjadi benteng awal dalam usaha menolak ataupun melawan masuknya bangsa-bangsa Imperialis ke dalam bangsa ini, namun benteng pembatas itupun tidak berjalan sesuai dengan peran dan fungsinya, ekspekatasi para pendiri bangsa yang mengingikan makna kemerdekaan sesungguhnya untuk bangsa inipun semakin tidak jelas unjungnya , bahkan kondisi  ini diperparah dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pernah berpihak kepada masyarakat, seakan-akan pemerintah telah menjadi kepanjangan tangan para keum Imperialis Modern. Keberhasilan bangsa-bangsa Imperalis dalam menguasai segala sendi-sendi kehidupan masyarakat membuata kita berfikir, apakah benar bangsa ini telah merdeka 67 tahun yang lalu ?,
Read More