Punk Dalam Perspektif Masyarakat - Punk adalah sebuah komunitas yang berdiri pada tahun 1908 dan didirikan oleh Michael Bakkunin. Komunitas ini lahir pada masa Revolusi Industri di Inggris, dimana pada saat itu struktur masyarakat didominasi oleh kaum buruh yang termarjinalkan. Mereka mencoba mengkritik kebijakan pemerintah melalui lagu-lagu dan nyanyian.
Di Indonesia sendiri, komunitas ini lahir pada awal kerajaan-kerajaan kecil. Pada kala itu belum disebut sebagai komunitas punk, tapi disebut komunitas orang yang termarjinalkan. Pada saat itu banyak rakyat yang termarjinalkan oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak kerajaan. Sejarah singkat tersebut merupakan awal mula terbentuknya komunitas punk di Indonesia menurut perspektif penulis.
Pada era globalisasi saat ini, banyak pemuda di negeri ini yang mencoba mengidentikkan diri menjadi anak punk walaupun mereka tidak mengetahui sejarah komunitas ini sebelumnya. Yang lebih parah lagi ketika mereka tidak mengetahui nilai-nilai yang ada dan apa yang diperjuangkan dalam komunitas ini. Pada umumnya anak muda di negeri ini hanya sekedar mengadopsi budaya hidup punk tanpa memahami subtansi dari komunitas ini. Tetapi tidak semua anak punk seperti itu, karena sebenarnya masih ada komunitas punk di negeri ini yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada dan masih konsisten akan perjuangannya.
NILAI-NILAI APA SAJA YANG ADA DI DLAM KOMUNITAS INI?
Nilai nilai yang ada di dalam komunitas ini adalah:
Ø DO IT YOURSELF
Ø SOLIDARITAS
Apa Yang mereka perjuangkan pada era globalisasi ini?
Yang selama ini mereka perjuangkan adalah:
Ø Mereka ingin komunitas ini diterima di masyarakat
Ø Mereka ingin mengubah pandangan masyarakat terhadap komunitas ini yang selama ini bisa dikatakan komunitas ini dipandang sebelah mata
Jadi yang merusak atau yang memberikan nilai negatif terhadap komunitas hanyalah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan mereka tidak mengetahui nilai-nilai yang ada pada komunitas ini. Sehingga komunitas ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Oleh karena itu sudah menjadi tanggungjawab setiap anak punk untuk memasyarakatkan nilai-nilai perjuangannya kepada tiap anggota komunitasnya.
Seberapa banyak anak punk yang masih menjunjung tinggi nilai nilai yang ada dalam komunitas ini:
Ketika ditanyakan seberapa banyak kuantitas anak punk yang masih menjunjung tinggi nilai ini, bisa dikatakan hanya beberapa saja karena mayoritas anak punk di era globalisasi ini hanya mengadopsi budaya asing atau bisa dikatakan hanya mengikuti life style. Maka tidak salah ketika masyarakat mempunyai persepsi negatif terhadap komunitas ini. Tetapi tidak bisa dipungkiri masih ada anak punk yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai[1] sehingga dapat berkontribusi lebih terhadap lingkungannya dan mendapatkan respon positif dari masyarakat. Walaupun respon positif ini masih dalam lingkup kecil, tapi ini bisa dijadikan sebagai motivasi untuk seluruh anak punk. Setidaknya hal ini bisa menajdi pencitraan yang baik, bahwa tidak semua anak punk yang ada saat ini hanya mengikuti life style saja. Ini menjadi sebuah pembuktian bagi masyarakat bahwa anak punk pada hakikatnya mempunyai nilai dan budaya hidup yang baik.
KENAPA ANAK PUNK IDENTIK DENGAN TATO?
Memang anak punk bisa dikatakan identik dengan tato. Kenapa demikian ? Ini bisa dikatakan suatu ciri khas dari komunitas ini karena menurut mereka tato adalah sebuah karya seni dan medium untuk mengekspresikan kreativitasnya. Sayangnya, selama ini masyarakat mempunyai persepsi negatif terhadap mereka yang bertato. Oleh karena itu, anak-anak punk ini ingin mengubah paradigma bahwa tidak semua orang bertato identik dengan tindakan kriminal. Memang cukup sulit mengubah stigma masyarakat terhadap tato. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin ketika mereka masih mempunyai kemauan dan konsistensi untuk mengubah pandangan negatif tersebut.
PENUTUP
Semoga dengan tulisan ini pembaca bisa mengetahui tentang sejarah singkat komunitas punk. Bahkan pembaca diharapkan dapat mengetahui hakikat eksistensi komunitas ini. Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
0 komentar:
Posting Komentar