Organisasi Kampus |
Organisasi Kampus - Menelusuri masa-masa berorganisasi di kampus, satu organisasi yang terdiri dari beberapa macam otak dan gaya pemikiran yang berbeda seringkali membuat para anggotanya keteteran dalam menjalankan tampuk kepengurusan. Bagi para mahasiswa yang background organisasi di sekolah menengah tentu tidak akan merasa kesulitan dalam berorganisasi di kampus, mereka hanya beradaptasi kemudian mengembangkan ilmu organisasi tersebut menjadi lebih luas lagi.
Organisasi merupakan kumpulan manusia individu atau berbagai kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tidak ada organisasi tanpa tujuan, baik itu tujuan secara tertulis dibahas dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau tujuan yang hanya tersirat hasil pemikiran para pengurus terdahulu yang diwariskan secara turun-temurun.
Bagi para mahasiswa baru yang tidak ada background organisasi di SMA seringkali merasa ketakutan untuk masuk ke dalam dunia organisasi kampus. Alasannya memang beragam, tapi banyak yang mengatakan masuk ke suatu organisasi kampus akan membuat nilai-nilainya turun dan akan sangat mengganggu aktivitas perkuliahan. Mereka para pemikir-pemikir hebat yang terlalu mengagungkan akademik dibandingkan keterampilan softskill beralasan masuk organisasi hanyalah membuang-buang waktu belajar.
Secara umum kita melihat bahwa orang-orang yang berkecimpung di dalam organisasi hanyalah para mahasiswa yang lulusannya selalu telat dengan IPK yang lumayan buruk. Itulah sekelumit pandangan terhadap para organisatoris. Tunggu dulu, bukannyapemikiran/pandangan itu lahir beberapa puluh tahun yang lalu? Fenomena para organisatoris masa lampau memang kenyataannya seperti itu, dan saya percaya kejadian seperti itu hanyalah sebagian kecil saja dan disampaikan dengan gaya berita yang berlebihan dan tidak berdasar.
Organisasi membuat kita menjadi lebih kritis dalam menghadapi suatu masalah, menjadi lebih peka dengan lingkungan sekitar, juga belajar berinteraksi untuk menyampaikan suatu gagasan yang seringkali berbeda satu sama lain. Seharusnya para organisatoris mengerti betul tentang manajemen waktu, hal itulah yang menjadi suatu kelebihan dibanding orang yang tidak berorganisasi sama sekali. Seabreg tugas dari dosen adalah kewajiban yang harus diselesaikan tapi bukanlah suatu permasalahan untuk kemudian menyelesaikan tugas-tugas dalam organisasi. Jadi apapun nilai IPK yang kita dapatkan tolong jangan sekali-kali menyalahkan organisasi. Ada beberapa organisatoris seringkali mengeluh dengan nilainya yang anjlok, tapi banyak juga yang berterimakasih karena dengan berorganisasi justru membuat nilai menjadi bagus, kemampuan berbicara lancar, dan selalu bertambah teman. Jadi siapa yang salah, organisasinya atau kitanya yang membandel.
Banyak hal-hal positif dengan belajar berorganisasi, baik itu dilingkungan kampus atau organisasi di masyarakat. Organisasi mengajarkan untuk menjadi pemimpin yang bijak sekaligus menjadi bawahan yang baik pula. Tidak ada rasa egois dan individualistis, semuanya berjalan beriringan. Semuanya diselesaikan bersama-sama. Rasa-rasa sakit hati, dicuekin, sedih, menangis, bahagia, puas, tertawa hanyalah bumbu penyedap organisasi itu dan semua orang pasti merasakannya. Jangan takut berorganisasi, karena di sana tersimpan berlian yang akan membuat kita melejit jauh ke depan.
Penulis : Amiruddin Sirregar
0 komentar:
Posting Komentar