Minggu, 15 Desember 2013

Pendidikan Paulo Freire dari Sudut Pandang Filsafat



Pendidikan Paulo Freire
dari Sudut Pandang Filsafat



Secara Filosofis pemikiran Freire banyak di pengaruhi oleh aliran pemikiran Fenomenologi, Personalisme, Eksistensialisme, dan Marxisme. Sebagai tokoh pendidikan ia dikenal sebagai tokoh utama Rekontruksionisme.
Beberapa prinsip dari Rekontruksionisme, yang intinya adalah : pertama, peradaban dunia sedang berada dalam krisis dimana solusi efektifnya adalah penciptaan suatu tatanan social yang menyeluruh; kedua, pendidikan adalah salah satu agen utama yang rekontruksi terhadap tatanan sosial, oleh karenanya seorang pendidik rekontruksionis harus secara aktif mendidik demi perubahan sosial; ketiga, metode pengajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip Demokratis yang bertujuan untuk mengenali dan menjawab persoalan-persoalan tantangan sosial.
Dari ketiga prinsip ini peranan pendidikan sekolah bukanlah sebagai transmitor (penyampai) kebudayaan yang bersifat pasif – sebagaimana yang diyakini oleh aliran yang lebih Tradisional – tetapi sebagai agen yang menjadi pionir yang aktif dalam melakukan perubahan sosial.
Menurut Freire, tujuan utama dari pendidikan adalah membuka mata peserta didik guna menyadari realitas ketertindasannya untuk kemudian bertindak melakukan transformasi (perubahan) sosial. Kegiatan untuk menyadarkan peserta didik tentang realita ketertindasannya ini ia sebut sebagai konsientasi dalam pemahaman Freire adalah : Konsientasi bertujuan untuk “membongkar” apa yang disebut oleh Freire sebagai “Kebudayaan diam”. “Kebudayaan diam” adalah suatu kondisi di mana masyarakat dibuat tunduk dan taat  sedemikian rupa oleh penguasa, sehingga masyarakat tidak bisa atau tidak berani mempertanyakan keberadaannya, dan pada akhirnya cenderung menerima keberadaan itu secara fatalistis. Dalam kerangka pemikiran seperti itu tidak mengherankan bahwa bagi Freire, pendidikan senantiasa merupakan tindakan politik, baik untuk mempertahankan status quo, ataupun untuk menciptakan perubahan sosial.
Baginya yang menggunakan pendidikan sebagai Status Quo, melakukannya di dalam kelas dengan menggunakan pendidikan yang ia sebut sebagai Bangking Concept of Education, sedangkan mereka yang meyakini bahwa pendidikan adalah praksis pembebasan, menurut Freire akan menggunakan apa yang disebutnya sebagai Problem Posing Method 



Penulis : Ramanda Ade Putra

2 komentar: