Sabtu, 20 Juli 2013

Bagaimanakah karakter manusia itu

perilaku manusia

       Manusia? ? ? Pada dasarnya manusia memiliki dua susunan karakter, yaitu karakter inderawi/lahiriah dan karakter rasional. Dengan karakter lahirnya ini manusia sama dengan mahluk-mahluk lainnya. Manusia saling terikat dengan alam yang diwarisinya dan tidak dapat melepaskan dirinya dari ikatannya yang mengharuskannya tunduk terhadap hukum alam,  terikat oleh pengaruh-pengaruh material yang melingkupinya. Namun dengan karakter rasionalnya manusia tidak tunduk dengan hukum alam, dikarenakan berafiliasi dengan alam lain yang disebut alam hakikat, yakni alam yang bukan seperti tampak pada alam nyata-inderawi lahiriah.

        Menurut kant, manusia merupakan mahluk etis, bukan dalam dimensi mahluk yang berkapasitas sebagai mahluk alami namun sebagai mahluk yang merdeka dari ikatan-ikatan inderawi dan berakal bebas. Dengan kemerdekaan ini, manusia berada pada status paling tinggi dan menjadi sifat karakter intelektualnya. Manusia dapat membedakan mana yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk , kemudian memilih dari penilaiannya tersebut. Dengan demikian manusia dapat mengetahui dan melakukan apa yang wajib ia kerjakan sebagai mahluk yang berakal, merdeka ataupun mahluk yang berkehendak bebas. 

       Di sini berarti perilaku moral manusia bukan berasal dari tabiat inderawi kita namun berasal dri tabiat kita sebagai mahluk yang berakal dan berkehendak bebas. Terkadang banyak yang orang mempertanyakan mengenai kewajiban, bukannya kewajiban itu merupakan sesuatu yang mengekang kemerdekaan kita? Dengan begitu maka hancurlah prinsip dasar etika Kant. Namun pendapat tersebut batal apabila kita mengetahui bahwa dengan kesempurnaan kemerdekaannya tersebut, manusia memilih apa yang akan dilakukannya sesuai dengan tabiat intelektualnya dan kehendak merdekanya. Jadi manusia memilih kewajiban ini sesuai dengan tabiat rasionalnya, sehingga kewajiban merupakan ungkapan dari kehendak bebasnya dan bukan pembelengguan terhadap kemerdekaan. Dengan begitu kewajiban menjadi entitas bagi tabiat rasionalnya dan menjadi kaidah umum bagi kemanusiaan secara universal. 
Seperti tiga formula yang di ungkapkan oleh Kant ;

1.   Berbuatlah sesuai dengan kaidah, dimana pada saat yang sama , anda bisa menjadikannya sebagai undang-undang umum.

2.      Berbuatlah selalu dengan menjadikan perilaku kemanusiaan yang tercermin dalam diri anda, atau pribadi orang lain sebagai suatu tujuan dan jangan anda memperlakukannya semata-mata sebagai sarana untuk merealisasikan tujuan lain.

3.   Berbuatlah dengan menjadikan kehendakmu konsisten dengan hukum yang melegalisasikan kaidah universal bagi manusia.

Hal diatas merupakan pengarah kepada realisasi tujuan yang ideal bagi setiap manusia, yaitu penghormatan terhadap dimensi kemanusiaan. Kant menyebut kehendak merdeka yang dibimbing oleh akal dengan sebutan akal praktis. Dengan tegas yang berarti ia adalah akal yang mengatur perilaku praktis kita sesuai dengan kewajiban terhadap dirinya, dan bukan sesuai dengan tujuan lain yang ingin kita wujudkan.

Jika manusia hidup sesuai dengan tabiat lahiriah dan rasionalnya maka perilakunya harus berdasarkan keseimbangan antara tuntutan inderawi dan akal yang selalu tunduk pada formulasi universal yang menjunjung tujuan tertinggi kemanusiaan dan kehendak merdeka yang rasional. Jadi ketika ingin mewujudkan kebahagiaan manusia seperti yang juga di ungkapkan oleh Descartes, maka kita harus menjaga antara keutamaan dan kebahagiaan, mencari sumber-sumber  untuk mencapai kebahagiaan, yakni dengan kehendak dan akal sebagai pilar keutamaan dan yang pada akhirnya menuju kebahagiaan hakiki, kebahagiaan spiritual tertinggi yang melebihi kebahagiaan particular, seperti kebahagiaan inderawi ataupun kenikmatan individual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar